“HUBUNGAN DAN KETERTARIKAN
INTERPERSONAL”
Ketertarikan interpersonal merujuk pada suatu sikap
mengenai orang lain.Evaluasi interpersonal semacam itu berada pada suatu
dimensi yang berkisar dari suka hingga tidak suka.Setiap orang akan disukai
oleh beberapa individu dan tidak disukai oleh individu lain.Ellen Berscheid (Berscheid, 1985;
Berscheid & Peplau 1983;
Berscheid & Reis, 1998)
menyatakan bahwa apa yang membuat orang-orang dari berbagai usia merasa bahagia,
dari
daftar
jawaban yang ada, yang tertinggi atau mendekati
tertinggi adalah
membangun
dan mengelola persahabatan dan memiliki hubungan yang positif serta
hangat. Tiadanya hubungan yang bermakna dengan
orang-orang lain membuat individu merasa kesepian, kurang berharga, putus asa, tak berdaya, dan keterasingan.
Ahli Psikologi Sosial, Arthur Aron menyatakan bahwa motivasi utama manusia adalah
“ekspresi diri”(self expression).
*Penyebab
Ketertarikan Interpersonal*
1. EfekKedekatan
Salah
satu
yang menentukan
ketertarikan interpersonal adalah
kedekatan (proximity, propinquity). Orang yang mempunyai kesempatan paling sering kita lihat dan
kita
jumpai, sangat mungkin menjadi sahabat kita atau kita cintai (Berscheid & Reis,
1998)
Festinger
dkk (1950) menunjukkan bahwa ketertarikan dan kedekatan hubungan tidak hanya
tergantung pada jarak fisik yang nyata/ melainkan juga karena ‘jarak
fungsional’. Jarak fungsional menunjuk pada aspek desain arsitektur yang
memungkinkan beberapa orang bertemu lebih sering.Efek keakraban terjadi karena
familiaritas (efek eksposur semata-mata). Semakin sering kita mengalami
eksposur suatu stimulus, semakin besar kecenderungan kita menyukainya.
Komputer: Keakraban Jarak Jauh
Komputer merupakan media komunikasi yang memberikan tempat baru bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya, seseorang dengan jarak ribuan mil menjadi tidak berarti dengan
adanya internet
walau
tidak
bisa bertemu. Keakraban dan jarak fungsional ditentukan oleh layar komputer.
Jika
kita
bertemu dengan orang
baru
secara
tatap muka kita segera
melihat
penampilan fisiknya. Sebaliknya, ketika orang bertemu online, mereka dapat menyembunyikan tampangnya dan ciri lain yang mungkin menurunkan daya tariknya,
seperti rasa
gugup
saat berada
dalam situasi
sosial.
Anonimitas internet dapat
memudahkan orang untuk mengungkapkan informasi personalnya. Sebagai akibatnya,
individu mungkin
merasa bahwa mereka lebih mampu mengekspresikan aspek-aspek
penting dari diri riil mereka
saat berinteraksi melalui internet. Katelyn McKenna dan
rekannya (2002)
memperkirakan
bahwa orang mungkin menjalin persahabatan awal dengan cepat secara online
ketimbang melalui tatap muka.
2. Kesamaan
Bagaimana awal berkembangnya suatu hubungan? Para peneliti membedakan
adanya dua jenis situasi sosial: situasi yang tertutup (close-field situations) atau situasi
yang terbuka (open-field situations) yang mendukung perkembangan hubungan. Close-
field
situations:
situasi yang mendorong
orang untuk berinteraksi
satu sama lain. Misalnya, di kompleks perumahan, di tempat kerja, dsb. Open-field situations : situasi di mana orang bebas untuk merinteraksi maupun tidak, sesuai pilihan pribadi mereka. Bagaimanapun
situasinya, kadang
dibutuhkan
hal yang
dapat melumasi
hubungan
untuk
berkembang
menjadi
lebih erat
atau
menjadi hubungan percintaan. ‛Minyak pelumas‛ itu adalah kesamaan,
seperti kesamaan kepribadian, minat, dsb.
· Kesamaan Opini dan Kepribadian
Berbagai
hasil
eksperimen
telah
menunjukkan bahwa bila kita mengetahui pendapat/opini seseorang mengenai suatu isu, meskipun kita belum pernah
bertemu,
semakin sama opini tsb dg opini kita (misalnya, Birne & Nelson, 1965). Bagaimana bila dalam
kondisi bertemu? Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kesamaan demografis, nilai-nilai, sikap, dan kepribadian, merupakan hal yang menentukan ketertarikan untuk
mengembangkan
hubungan lebih
lanjut, menuju
persahabatan
ataupun
hubungan
percintaan.
·
Kesamaan
Gaya Interpersonal
Kita juga cenderung tertarik
dengan orang yang
memiliki
gaya interpersonal dan keterampilan
komunikasi
seperti
kita. Hasil
penelitian Burleson
dan Samter (1996)
menunjukkan bahwa orang-orang cenderung tertarik dengan teman sepermainan yang
sama dalam
berpikir
mengenai orang-orang dan bagaimana mereka
menyukai percakapan mengenai
hubungan
antar
pribadi. Orang yang
memiliki
keterampilan interpersonal tinggi (fokus pada aspek psikologis relasi sosial dan memandang relasi
sosial sebagai hal yang
kompleks) merasa
cocok
dengan
orang
yang
keterampilan
interpersonalnya juga tinggi, demikian pula orang yang memiliki keterampilan
interpersonal rendah (fokus pada aspek instrumental/ apa yang terjadi secara aktual)
merasa cocok dengan orang
yang keterampilan interpersonalnya rendah.
· Kesamaan Minat
dan Pengalaman
Berbagai
riset menunjukkan bahwa
kita
cenderung
menyukai orang yang memiliki minat
dan pengalaman
yang
sama. Misalnya,
penelitian Kubitscheck dan Hallinan (1998) mengenai pola persahabatan pada mahasiswa, mereka cenderung lebih
memilih teman yang memiliki pengalaman dan minat yang sama dengannya dibanding
yang
berbeda.
3. Kesukaan Timbal-balik
Kita semua merasa senang disukai. Hal ini cukup kuat menimbulkan
ketertarikan, tanpa harus ada kesamaan. Kesukaan timbal-balik kadang terjadi karena self-fulfilling
prophecy. Hal
ini ditunjukkan dalam eksperimen yang dilakukan oleh Curtis dan Miller (1986) dengan subjek mahasiswa. Partisipan dipasangkan dengan orang yang belum
dikenal sebelumnya, dan
selanjutnya salah satu diantaranya menerima pesan khusus:
sebagian partisipan diberi pesan yang meyakinkan dirinya bahwa mahasiswa
pasangannya (dalam eksperimen) menyukainya, dan sebagian partisipan lainnya diberi pesan yang
meyakinkan dirinya bahwa mahasiswa pasangannya tidak menyukainya. Ketika kemudian pasangan tersebut diberi kesempatan untuk bertemu kembali, satu sama lain saling
berbicara,
hasilnya seperti yang diduga, yaitu bahwa mereka yang
yakin disukai pasangannya berperilaku dengan cara yang lebih disukai pasangannya, lebih membuka diri, lebih sedikit ketidaksetujuan dalam mendiskusikan suatu isu,lebih
hangat,
dan lebih
menyenangkan
dibanding dengan
individu
yang
berpikir
dirinya
tidak disukai. Akibatnya, mahasiswa yang yakin dirinya disukai menjadi jauh lebih
disukai
oleh
pasangannya bila dibanding mahasiswa yang yakin dirinya tidak
disukai.
4. Ketertarikan Fisik dan Kesukaan
Selain kedekatan (propinquity), kesamaan, dan rasa suka timbal-balik, keteratrikan juga ditentukan oleh penampilan fisik. Seberapa penting penampilan fisik
dalam menentukan kesan pertama kita mengenai seseorang? Suatu penelitian klasik yang dilakukan oleh Walster, Aronseon, Abrahams, dan Rottman (1996) menunjukkan
pentingnya penampilan fisik dalam pembentukan kesan pertama. Penelitian dilakukan dengan
memasangkan
secara acak
(random) 752 mahasiswa baru di Unversitas
Minesota, dalam acara dansa pada masa orientasi mahasiswa baru. Pada malam ’kencan
buta’ tersebut tiap pasangan mendapat kesempatan beberapa jam untuk berdansa dan mengobrol.
Setelah itu kencan mereka
dievaluasi untuk
mengetahui seberapa besar keinginan mereka untuk kembali berkencan dengan orang yang sama. Beberapa hal
yang menjadi alasan keinginan berkencan antara lain kecerdasan, kemandirian,
sensitivitas (kepekaan), atau ketulusan, namun yang paling utama adalah ketertarikan
fisik.
Daya tarik fisik merupakan hal yang menentukan kesan pertama baik pada laki-
laki
maupun perempuan. Namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa dibanding perempuan, laki-laki menilai daya tarik fisik lebih penting. Hasil
penelitian meta-analisis
(penelitian yang menganalisis lebih lanjut berbagai hasil penelitian yang topiknya sama)
yang dilakukan oleh
Feingold, 1990) menunjukkan bahwa bila yang diukur sikapnya, dibanding
pada perempuan
pada umumnya laki-laki
menilai penampilan fisik
leih
penting; bagaimanapun juga bila
yang
diukur adalah perilaku aktual, antara laki-laki
dan perempuan memberikan respon yang sama terhadap daya tarik fisik pihak
lain.
· Apakah yang Menarik?
Ciri-ciri fisik seperti apakah yang menimbulkan daya tarik? Media massa telah mendikte kita untuk mendefinisikan
apa yang disebut
cantik
(beauty)
dan
tampan
(handsome). Misalnya, dalam film atau buku anak-anak, tokoh yang menjadi pahlawan
perempuan, selalu digambarkan serupa:
mungil, hidung mancung, mata
lebar, bibir yang indah,
langsing, tubuh atletis,
yang
secara keseluruhan seperti boneka-boneka
barbie.
Pada orang dewasa, hasil penelitian kreatif yang dilakukan oleh Cunningham
(1986) menunjukkan kriteria dari yang disebut cantik dan tampan pada budaya Barat. Ia
meminta mahasiswa laki-laki untuk menilai (rating) daya tarik 50 foto wajah perempuan yang diambil
dari buku
tahunan kampus dan
juga
dari kontes-kontes
kecantikan.
Hasilnya menunjukkan bahwa penilaian tinggi diberikan untuk wajah perempuan yang memiliki ciri-ciri: mata besar, hidung mungil, dagu kecil, tulang
pipi menonjol, pipi sempit, alis tinggi,
pupil mata besar, dan
senyum lebar.
TEORI-TEORI KETERTARIKAN INTERPERSONAL
Di atas telah
diuraikan mengenai penentu ketertarikan
antara
pribadi yang memperhatikan aspek situasi (propinquity, familiarity), atribut-atribut (daya tarik fisik,
kesamaan,
self-esteem), dan perilaku
individu
(kesukaan). Selanjutnya,
berikut ini diuraikan mengenai teori-teori ketertarikan antar pribadi.
·
Social Exchange Theory
Teori ini mengacu
pada pernyataan sederhana bahwa
relasi berlangsung mengikuti model ekonomi ‘costs and benefits’ seperti kondisi pasar, yang telah diperluas
oleh
para psikolog dan sosiolog menjadi teori pertukaran sosial (social exchange theory)
yang lebih kompleks.Teori
pertukaran sosial
menyatakan
bahwa perasaan
orang tentang
suatu
hubungan tergantung pada persepsinya mengenai hasil positif (rewards) dan ongkos(costs) hubungan, jenis hubungan yang mereka jalani, dan kesempatan mereka untuk
memiliki hubungan yang
lebih baik
dengan orang lain.
Konsep-konsep dasar teori pertukaran sosial terdiri dari rewards, costs, outcomes,
dan comparison
level.
- Rewards
adalah aspek positif yang memuaskan dalam hubungan, yang
memberikan manfaat dan memperkuat hubungan tsb.
- Costs adalah sisi lain dari rewards yang
ada dalam semua hubungan persahabatan maupun hubungan romantik,
misalnya berhadapan
dengan kebiasaan dan karakteristik
negatif pada orang
lain.
- Outcomes
(perolehan) dalam hubungan merupakan
selisih
antara
rewards dan costs.
Bila
rewards dikurangi
cost hasilnya minus,
maka hubungan
cenderung
berakhir.
- Comparison level (standar pembanding), yaitu harapan individu mengenai tingkat
rewards dan costs yang mereka inginkan dalam hubungan tertentu. Banyak orang
memiliki
standar pembanding yang tinggi dengan banyak rewards dan sedikit
costs.
Jika apa
yang
diterima
dalam
hubungan tidak
sesuai dengan
standar
pembanding, maka individu akan
kecewa dalam
hubungan.
Sebaliknya bila standar pembanding rendah, maka individu cenderung bahagia dengan berbagai
hubungan yang dijalin.
· Equity Theory
Beberapa peneliti mengritik teori pertukaran sosial yang mengabaikan pentingnya keadilan atau keseimbangan dalam hubungan. Para pendukung teori ini berpendapat
bahwa orang
tidak
sekedar berusaha
mendapatkan rewards
sebanyak- banyaknya dan
mengurangi costs, melainkan juga
peduli
mengenai keseimbangan
dalam
hubungan, yaitu bahwa rewards dan costs yang mereka alami dan kontribusi yang
mereka berikan dalam hubungan tersebut kira-kira seimbang dengan pihak lain. Teori
ini menggambarkan bahwa hubungan yang seimbang adalah yang membahagiakan dan
relatif stabil.
*Tahap Hubungan
Interpersonal*
Adapun
tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu:
1.
Pembentukan
Tahap
ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap
dan nilai pihak yang lain. Menurut Charles
R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori,
yaitu: a) informasi demografis; b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek); c) rencana yang akan datang;
d) kepribadian; e) perilaku pada
masa lalu; f) orang lain; serta g) hobi dan minat.
2.
Peneguhan
Hubungan
Ada
empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a) Keakraban
Keakraban merupakan
pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang.
b) Kontrol
Konflik terjadi umumnya
bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah.
c) Respon yang tepat
Dimana, respon A harus
diikuti oleh respon yang sesuai dari B.
d) Nada
emosional yang tepat.
Faktor terakhir yang
dapat memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional
ketika komunikasi sedang berlangsung.
3.
Pemutusan
Hubungan
Lima
sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu:
a) Kompetisi
b) Dominasi
c)
Kegagalan
d) Provokasi
e)
Perbedaan nilai
*Jenis
Hubungan Interpersonal*
Terdapat
beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu: a) berdasarkan jumlah individu
yang terlibat; b) berdasarkan tujuan yang ingin dicapai; c) berdasarkan jangka
waktu; serta d) berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.
Hubungan
interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2,
yaitu hubungan diad dan hubungan triad.
a) Hubungan
diad merupakan hubungan antara dua individu.
b) Sedangkan
hubungan triad merupakan hubungan antara tiga orang.
Hubungan
interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2:
a) Hubungan
tugas
Hubungan tugas
merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu
yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian.
b) Hubungan sosial
Sedangkan hubungan sosial merupakan
hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu.
Hubungan
interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Hubungan
jangka pendek
Hubungan jangka pendek
merupakan hubungan yang hanya berlangsung sebentar.
b) Hubungan
jangka panjang
Sedangkan hubungan jangka panjang
berlangsung dalam waktu yang lama.
Jenis
hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman,
yaitu :
a) Hubungan
biasa
Hubungan biasa
merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual.
b) Hubungan
akrab atau intim.
Sedangkan hubungan akrab atau intim
ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure).
*Tipe-tipe Hubungan Interpersonal*
1. Cinta
Dalam
teorinya, Stenberg mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga dimensi, yaitu:
a) Hasrat
(passion)
Dimensi ini menekankan
pada intensnya perasaan serta perasaan (keterbangkitan) yang muncul dari daya
tarik seksual.
b) Keintiman
(intimacy)
Dimensi ini tertuju
pada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatan yang mengikat mereka
untuk bersama.
c) Komitmen
atau keputusan (commitment atau decision)
Pada dimensi komitmen
atau keputusan, seseorang berkeputusan untuk tetap bersama dengan seorang
pasanagn dalam hidupnya.
2.
Pernikahan
Pernikahan
adalah sebuah komitmen yang serius antar pasangan dan dengan mengadakan pesta
pernikahan, berarti secara sosial diakui bahwa saat itu pasangan telah resmi
menjadi suami istri. Duvall & Miller (1985) menjelaskan bahwa pernikahan
adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang ditunjukan
untuk tidak melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dan
membangun pembagian peran di antara
sesama pasangan.
3.
Perselingkuhan
Vaughan
(2003) menyebutkan bahwa perselingkuhan adalah keterlibatan seksual dengan
orang lain yang bukan merupakan pasangan primernya.Menurut Then (1998), alasan
yang sering digunakan untuk melakukan perselingkuhan adalah sebagai pelarian
kerena pernikahannya tidak bahagia ataupun untuk mendapatkan cinta. Selain itu,
perbedaan kelas sosial, agama, dan kebiasaan juga dapat dijadikan alasan untuk
melakukan perselingkuhan. Selain itu, ketidaksiapan dalam menerima perbedaan
dan keunikan masing-masing merupakan salah satu faktor seseorang melakukan
perselingkuhan (Satidarma, 2001).
Sumber
Referensi
http://psikologi.or.id/Hubungan
Interpersonal(di unduh tanggal 30 September 2012)
http://nilam.staff.gunadarma.ac.id/Ketertarikan Interpersonal (di
unduh tanggal 01 Oktober 2012)
Sarwono, W. Sarlito., dan Meinarno, A.
Eko. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar