“INDIVIDU
DALAM KELOMPOK”
v Definisi kelompok
Baron,Branscombe,&Byrne : Sekumpulan orang yang
merasa terikat dalam unit koheren pada beberapa tingkatan.
Vaughan & Hogg : Dua orang atau lebih yang
berbagi definisi dan evaluasi yang serupa tentang diri mereka dan bersikap
berdasarkan definisi tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut,dapat disimpulkan
bahwa di dalam kelompok mempunyai hal-hal berikut :
1. Sekelompok
orang (dua atau lebih)
2. Mempersepsi
dan dipersepsi sebagai satu kesatuan
3. Ada
interaksi antaranggota
4. Ada
saling ketergantungan satu sama lain
5. Memiliki
tujuan bersama
6. Anggota
kelompok merasa dirinya sebagai bagian dari kelompok
v Manfaat kelompok bagi individu
Menurut Burn (2004),kelompok
memiliki tiga manfaat,yaitu :
1. Kelompok
memenuhi kebutuhan individu untuk merasa berarti dan dimiliki.
2. Kelompok
sebagai sumber identitas diri.
3. Kelompok
sebagai sumber informasi tentang dunia dan tentang diri kita.
Selain itu, ada manfaat lain yang cukup mendasar
yang membuat individu betah berkelompok,yakni dukungan untuk mencapai tujuan
individu.
v Alasan individu bergabung di dalam
kelompok
Vaughan dan Hogg (2005) mengemukakan beberapa alasan
individu menjadi anggota suatu kelompok.
1. Proksimitas.
Individu cenderung bergabung dengan individu lain yang berdekatan.
2. Kesamaan
minat,sikap,atau keyakinan. Individu-individu yang punya minta atau keyakinan
yang sama cenderung berkelompok.
3. Saling
tergantung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Adanya tujuan bersama
menyebabkan beberapa individu bergabung dalam satu kelompok.
4. Dukungan
timbal balik yang positif (mutual positive support) dan kenikmatan berafiliasi.Kelompok
bisa memberi dukungan yang positif
kepada individu serta membuat individu merasa memiliki afiliasi.
5. Dukungan
emosional. Kelompok juga bisa memberi dukungan emosional untuk para anggotanya.
6. Identitas
Sosial. Keanggotaan individu di dalam kelompok membuat individu memiliki
identitas.
v Komponen Utama Kelompok
Kelompok memiliki struktur.Struktur kelompok ini
dapat mempengaruhi tingkah laku individu yang menjadi anggotanya atau individu
lain di luar kelompok.Struktur kelompok terdiri atas :
1.
Peran
Definisi
Peran
Baron dkk.2008 : serangkaian perilaku yang
diharapkan untuk dilakukan oleh individu (atau kelompok individu) yang
menempati posisi tertentu di dalam grup.
Vaughan & Hogg.2005 : dirancang dengan spesifik
untuk membedakan di antara orang-orang dalam grup untuk kebaikan grup itu
secara keseluruhan.Membantu untuk menjelaskan tanggung jawab dan kewajiban
anggota grup.
Maka dapat disimpulkan bahwa peran adalah
serangkaian tingkah laku yang dijalankan dan atau diharapkan dijalankan oleh
anggota kelompok yang memiliki posisi tertentu di dalam kelompok sehingga
membedakan ia dari anggota lain yang memiliki posisi berbeda.
Peran muncul karena kelompok terdiri dari kumpulan
individu yang punya fungsi berbeda-beda,sesuai dengan posisinya.Dengan demikian
peran berfungsi untuk membedakan anggota kelompok berdasarkan tanggung jawab
masing-masing.Peran juga membantu menciptakan lingkungan yang stabil dan
memberi informasi tentang apa yang seharusnya dilakukan di dalam kelompok serta
tentang siapa kita di dalam kelompok dalam hubungannya dengan anggota lain.
Konflik peran : kondisi ketika berbagai tuntutan di
dalam peran seseorang yang bertentangan (intraperan) atau ketika tuntutan dari
berbagai peran yang dimiliki seseorang saling bertentangan satu sama lain(antar
peran) (Burn, 2004).
2.
Status
Definisi
Status : status adalah posisi seorang anggota kelompok di dalam hierarki
kelompok berdasarkan prestasi,penghormatan,atau keistimewaan yang membedakan
dirinya dengan anggota lain di dalam kelompok.
Status
terjadi karena adanya perbedaan peran di dalam kelompok.Ada peran-peran yang
pemegangnya lebih dihormati dibandingkan yang lain.Status terdiri atas dua
jenis,yaitu status yang diwariskan (ascribed
status) dan status yang diusahakan (achieved
status).Status yang diwariskan adalah status yang diberikan kepada individu
karena ia memiliki karakteristik yang menurut kelompok berharga dan
prestisius.Sedangkan status yang diusahakan diperoleh individu karena ia
melakukan sesuatu yang penting dalam mencapai tujuan kelompok atau berkorban
untuk kelompok.
Faktor-faktor
yang berhubungan dengan diraihnya status tinggi seseorang di dalam kelompok
menurut penelitian (Vaughan dan Hogg,2005;Baron dkk,2008) :
a) Ukuran
tubuh.Laki-laki dan perempuan yang lebih tinggi cenderung dipilih menjadi
pemimpin.
b) Memiliki
atribut-atribut yang penting bagi kelompok,baik sifat maupun penampilan,atau
atribut lain seperti jenis kelamin,etnisitas,dan pekerjaan.
c) Usia.Anggota
yang senior,lebih besar kemungkinannya memegang status yang tinggi.
d) Kemampuan
individu dalam menangani tugas kelompok dan berinisiatif melakukan sesuatu yang
menguntungkan kelompok.
3.
Komunikasi
di dalam Kelompok
Komunikasi di dalam kelompok
biasanya membentuk jejaring yang menentukan siapa berkoordinasi dengan
siapa.Jejaring komunikasi bisa terpusat (centralized) atau tersebar (decentralized).Jejaring
komunikasi terpusat terbentuk ketika anggota kelompok harus menghubungi seorang
tokoh sentral untuk berkomunikasi dengan anggota lain.Sedangkan jejaring
komunikasi tersebar terbentuk ketika informasi mengalir di antara anggota kelompok
tanpa harus melalui tokoh sentral.
Komunikasi juga bisa berbentuk
secara formal dan informal.Jejaring komunikasi formal dirancang dan disediakan
oleh kelompok,seperti memo internal dan rapat mingguan.Sementara jejaring
komunikasi informal adalah jejaring komunikasi yang tidak resmi,seperti
grapevine(saluran tempat berlalu-lalang gosip,rumor dan informasi tidak resmi
lainnya).
Iklim Komunikasi di dalam Kelompok
Selain struktur komunikasi,iklim komunikasi juga
berperan penting dalam mempengaruhi tingkah laku anggota kelompok.Iklim
komunikasi dapat bersifat suportif(kooperatif) dan defensif(kompetitif).Jika
iklim komunikasi yang berkembang membuat anggota kelompok merasa bebas untuk
berkomunikasi secara jujur dan komunikasi ditujukan untuk membahas kerja kelompok,maka
berarti iklim komunikasi suportif tengah berlangsung.Sedangkan jika iklim
komunikasi yang berkembang membuat anggota kelompok saling tidak percaya,dan
saling bersaing,maka iklim komunikasi defensif sedang berlangsung di dalam
kelompok itu.
4.
Norma
Norma
adalah aturan yang disepakati bersama tentang apa yang seharusnya dan tidak
seharusnya dilakukan oleh anggota kelompok.Norma memiliki beberapa fungsi
(Burn, 2004) :
a) Mengatur
tingkah laku anggota kelompok sehingga kelompok dapat berfungsi secara efisien
dalam mencapai tujuan.
b) Mengurangi
ketidakpastian karena individu tahu apa yang diharapkan dari dirinya di dalam
kelompok.
c) Membedakn
kelompok dengan kelompok lain,termasuk anggota kelompok dengan
nonanggota,sehingga memudahkan terbentuknya identitas kelompok.
5.
Kohesivitas
Kelompok
Kohesivitas
kelompok adalah faktor-faktor yang dimiliki kelompok yang membuat anggota
kelompok tetap menjadi anggota sehingga terbentuklah kelompok.Kohesivitas
penting bagi kelompok karena ia yang menyatukan beragam anggota menjadi satu
kelompok.Festinger,Schachter,dan Back (1950) mengemukakan bahwa kohesivitas
dipengaruhi oleh kemenarikan kelompok dan anggotanya serta sejauh mana kelompok
bisa memenuhi kebutuhan atau tujuan individu.Terbentuknya kohesivitas
selanjutnya akan memengaruhi tingkah laku anggota,sperti melanjutkan
keanggotaan di dalam kelompok serta patuh pada norma kelompok.
6.
Sosialisasi
Kelompok
Sosialisasi
kelompok adalah bagaiman kelompok berubah dari waktu ke waktu karena anggotanya
berinteraksi sehingga terjadi perubahan struktur hubungan dan peran di dalam
kelompok.
Model
perkembangan kelompok dasar dari Tuckman (1965) :
1) Forming
(orientasi)
2) Storming
(konflik)
3) Norming
(struktur)
4) Performing
(bekerja)
5) Adjourning
(bubar)
v Pengaruh Kelompok Terhadap Tingkah
Laku Individu
Pemalasan
sosial ( social loafing)
Di dalam
kelompok,individu juga dapat mengalami pemalasan sosial dimana individu menjadi
‘malas’ ketika berada di dalam kelompok.Kelompok membuat motivasi dan usaha
individu berkurang.Fenomena ini terjadi pada berbagai konteks dan tugas.Ada
beberapa penyebab pemalasan sosial yang dikemukakan para ahli,antara lain Geen
(1991) yang mengemukakan tiga sebab berikut :
1) Output
Equity.Pemalasan sosial terjadi karena anggota kelompok beranggapan bahwa
anggota kelompok cenderung bermalas-malasan sehingga mereka mengira teman
sekelompok mereka juga bermalas-malasan.Akibatnya,mereka pun bermalas-malasan
supaya sama.
2) Evaluation
Apprehension.Pemalasan sosial terjadi karean identitas individu menjadi
tersamar(anonim) ketikas berada dalam kelompok.
3) Matcing
to Standard.Pemalasan sosial terjadi karena tidak tersedia standar yang jelas
untuk membandingkan performa individu.
Free-rider
effect
Free rider adalah orang yang
mengambil untung dengan menggunakan fasilitas atau sumber daya milik umum,namun
ia tidak mau berkontribusi untuk merawatnya.Perbedaan antara free-rider effect
dengan social loafing adalah ada tidaknya kontribusi individu untuk
kelompok.Pada social loafing,individu masih berkontribusi meski
sedikit.Sedangkan free-rider sama sekali tidak memberi sumbangan apapun untuk
kelompok.
Mengurangi
pemalasan sosial dan free-rider effect
1) Membuat
hasil kerja individual dapat segera dikenali.Kelompok atau pemimpin harus
mebuat mekanisme evaluasi yang mengikutsertakan hasil kerja individu anggota
kelompom sebagai bahan evaluasi.Selain itu harus dibuat standar performa yang
jelas sebagai acuan kerja individu maupun kelompok.
2) Meningkatkan
komitmen orang untuk sukses bersama.
3) Menegaskan
nilai pentingnya tugas yang dikerjakan.
4) Membentuk
pandangan bahwa yang dikerjakan setiap orang adalah unik,bukan sekedar
‘pengulangan’ atau hal yang serupa tapi dikerjakan oleh orang lain.
Sumber
referensi
Sarwono , W .
Sarlito.,dan Meinarno, A. Eko. 2009. Psikologi Sosial . Jakarta : Salemba Humanika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar